SIFAT CALON PENGHUNI SURGA
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada
tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu,
(yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi
memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut
kepada Dzat Yang Maha Pemurah padahal Dia tidak kelihatan (olehnya)
dan dia datang dengan hati yang bertaubat, masukilah surga itu dengan
aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang
mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.” (Qaf: 31-35)
Melalui ayat tersebut diatas Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitakan
tentang sifat-sifat calon penghuni surga, bahwa Ia mendekatkan Al-Jannah
kepada orang-orang yang bertakwa, dan bahwa para penghuninya adalah
yang memiliki empat sifat berikut ini:
Pertama, Awwab, yakni selalu
kembali/bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari mendurhakai-Nya
kepada menaati-Nya dan dari lalai mengingat-Nya menuju ingat kepada-Nya.
Al-Awwab adalah yang mengingat dosanya lalu beristighfar darinya.
Al-Awwab bisa pula berarti orang yang berdosa lantas bertaubat kemudian
jatuh dalam dosa lagi lalu bertaubat lagi.
Kedua, Hafizh, yakni
menjaga apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala amanahkan kepadanya dan Dia
wajibkan atasnya. Hafiizh berarti seorang manusia menggunakan kekuatan
pertahanannya untuk menahan diri dari maksiat kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan dari larangan-larangan-Nya. Ia berusaha keras menahan
dirinya dari apa-apa yang diharamkan atasnya
Ketiga, ‘orang yang
takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala padahal ia tidak melihat-Nya.’
Tersirat di dalamnya bahwa orang tersebut mengakui dan mengimani adanya
Allah Subhanahu wa Ta’ala, sifat rububiyyah-Nya, kemampuan-Nya,
ilmu-Nya, dan penglihatan-Nya terhadap segala keadaan hamba. Dan
tersirat pula padanya pengakuan dan iman terhadap kitab-kitab-Nya, para
rasul-Nya, perintah dan larangan-Nya. Juga tersirat padanya pengakuan
dan iman terhadap janji-Nya, ancaman-Nya serta pertemuan dengan-Nya.
Dan semua unsur keimanan ini ada pada dirinya padahal secara fisik
dirinya tidak mampu melihat keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Keempat, ‘ia datang dengan kalbu yang bertaubat.’ Ibnu ‘Abbas
radhiyallahu ‘anhuma mengatakan: “Bertaubat dari maksiat-maksiat
kepada-Nya menghadap untuk taat kepada-Nya.” Hakikat taubat adalah
ketetapan kalbu untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan cinta
kepada-Nya serta menghadap kepada-Nya.
Lalu Allah Subhanahu wa
Ta’ala menyebutkan balasan terhadap orang-orang yang memiliki sifat ini
dengan firman-Nya: “Masukilah surga itu dengan aman, itulah hari
kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan
pada sisi Kami ada tambahannya.”
No comments:
Post a Comment